Home Karakter Analisis Kepribadian Hikigaya Hachiman: Sinis atau Realistis?

Analisis Kepribadian Hikigaya Hachiman: Sinis atau Realistis?

Halo, guys! Kalian pasti udah nggak asing sama si Hikigaya Hachiman, protagonis My Teen Romantic Comedy SNAFU alias Oregairu yang terkenal dengan tatapan matanya yang kayak orang lagi sebel sama dunia. Tapi, di balik sikapnya yang jutek dan omongan pedasnya, ada satu pertanyaan besar: apakah Hachiman beneran sinis, atau dia cuma realistis aja?

Nah, buat kalian yang penasaran atau mungkin merasa relate sama karakternya, yuk kita kupas habis kepribadian Hachiman. Siapin kopi atau teh, karena artikel ini bakal panjang… tapi dijamin nggak ngebosenin!


1. “Dunia Ini Busuk!” – Hachiman dan Filosofi Hidupnya yang ‘Anti-Sosial’

Pertama-tama, mari kita kenalan dulu sama Hachiman. Cowok ini punya prinsip hidup yang… hmm, unik. Dari awal episode, dia udah ngelempar kalimat-kalimat kayak:

  • “Kehidupan remaja itu kebohongan. Hanya orang lemah yang butuh teman.”
  • “Cinta itu cuma ilusi. Yang ada cuma transaksi kepentingan.”

Waduh, edgy banget, ya? Tapi, apa ini cuma gaya dia biar keliatan keren? Atau emang dunia di sekitarnya beneran bikin dia pesimis?

Contoh kasus: Pas Hachiman nolong anjing terluka di musim 1, dia malah dikira culun sama teman sekelasnya. Padahal niatnya baik, tapi ujung-ujungnya dia di-bully. Dari sini, kita bisa liat Hachiman punya trauma sama sistem sosial sekolah yang menurutnya penuh kepalsuan.

Tapi, apakah semua omongannya itu cuma sinisme kosong? Atau… jangan-jangan dia cuma ngomong fakta yang orang lain nggak berani ngomongin?


2. Sinis vs Realistis: Apa Bedanya?

Sebelum lanjut, kita perlu bedain dulu dua istilah ini:

  • Sinis = Sikap tidak percaya sama niat baik orang lain, selalu nganggap segala sesuatu punya motif tersembunyi.
  • Realistis = Melihat dunia apa adanya, tanpa ilusi, tapi tetap punya harapan.
See also  Yukino Yukinoshita: Dingin di Luar, Hangat di Dalam

Nah, Hachiman tuh lebih ke mana?

Contoh sinis:

  • Pas Yui ngasih kue buatannya ke Hachiman, dia langsung bilang, “Ini pasti ada maunya. Kue ini racun, ya?”
  • Atau waktu dia nolak ajakan temen sekelas buat nongkrong, dengan alasan “Gue nggak mau jadi beban kalian.”

Contoh realistis:

  • Saat dia ngerjain proyek klub buat ngebantu orang, dia selalu pake metode “pengorbanan diri” biar masalah cepat selesai. Misal, pas dia pura-pura jadi penjahat buat nyelamatin reputasi klub.
  • Dia sadar betul bahwa “kehidupan sosial itu rumit”, jadi dia milih nggak ikut-ikutan drama sekolah.

Jadi, Hachiman itu campuran antara sinis dan realistis. Tergantung situasi. Kadang dia sinis karena trauma, kadang dia realistis karena emang udah paham betapa kompleksnya manusia.


3. “Aku Benci Orang-Orang yang Baik” – Bukan Benci, Tapi Takut Kecewa

Salah satu kutipan Hachiman yang paling terkenal: “Aku benci orang-orang yang baik. Karena mereka bisa membuatmu percaya bahwa dunia ini baik… padahal nggak.”

Kelihatan banget, kan, kalau dia punya trust issue level dewa? Tapi, ini bukan karena dia jahat. Hachiman sebenarnya takut buka diri karena pengalaman buruknya.

  • Dulu dia pernah nembak cewek dan ditolak dengan cara memalukan.
  • Hubungannya sama keluarga (kecuali Komachi) juga dingin.

Makanya, dia bikin tembok pertahanan pake sinisme buat nggak disakiti lagi. Tapi, di sisi lain, dia realistis karena nggak mau terjebak dalam hubungan palsu. Dia pengen sesuatu yang genuine, kayak yang selalu dia sebut-sebut.


4. Perkembangan Karakter: Dari Sinis ke… Masih Sinis, Tapi Lebih Dewasa

Kalau kalian perhatiin, Hachiman di musim 1 vs musim 3 tuh beda banget. Di musim 1, dia kayak duri runtuh yang siap nyakitin siapa aja. Tapi di musim 3, dia mulai belajar ngertiin perasaan orang lain.

Momen penting perubahan Hachiman:

  • Scene mobil nabrak di musim 2: Saat dia nyerahkan diri buat nyelamatin Yukino dan Yui, dia nunjukin kalau dia peduli, tapi caranya tetap aja ekstrem.
  • Pidato “Something Genuine” di akhir musim 3: Hachiman akhirnya ngaku kalau dia pengen hubungan yang tulus, bukan sekadar basa-basi.
See also  Iroha Isshiki: Manipulatif atau Cuma Cerdik Nyari Celah?

Di sini, kita liat sinisme Hachiman pelan-pelan berkurang, tapi realismenya tetap ada. Dia mulai percaya bahwa “bukan dunia yang berubah, tapi cara kita melihatnya”.


5. Jadi, Sinis atau Realistis? Jawabannya…

Tergantung angle mana yang lo liat!

  • Dari luar: Hachiman keliatan sinis karena omongannya pedas dan sikapnya antisosial.
  • Dalam hati: Dia realistis karena paham betul cara kerja hubungan manusia, dan nggak mau buang waktu buat hal-hal nggak penting.

Tapi, yang bikin Hachiman spesial adalah dia nggak stuck jadi sinis selamanya. Seiring waktu, dia belajar buka diri, terutama berkat Yukino dan Yui.

Kesimpulan buat kita-kita:

  • Sinisme Hachiman itu tameng buat lindungi diri dari kekecewaan.
  • Realismenya adalah bentuk kematangan dia dalam memahami kompleksitas hidup.

Jadi, kalau ada yang nanya “Hachiman sinis atau realistis?”, jawab aja: “Dia realistis yang sempat terluka, tapi akhirnya nemuin alasan buat percaya lagi.”


6. Relate sama Hachiman? Baca Ini!

Buat kalian yang kadang merasa kayak Hachiman—nggak suka keramaian, lebih milih sendiri, atau sering nganggap orang lain palsu—ingat:

  • Boleh kok punya tembok pertahanan, tapi jangan sampe nolak orang yang bener-bener tulus.
  • Jangan takut buat berubah. Seperti Hachiman, lo bisa mulai percaya lagi, pelan-pelan.

Dan yang paling penting: Cari “something genuine” versi lo sendiri!


Nah, gimana? Setelah baca artikel ini, menurut kalian Hachiman lebih sinis atau realistis? Kasih pendapat kalian di komentar ya! Jangan lupa share ke temen-temen yang fans Oregairu biar bisa debat seru, hehe.

Artikel ditulis sambil dengerin lagu “Harumodoki” yang baper abis~ 😎